GLOBAL STOCKS


1. United States
Pasaran yg terkenal dengan nama Wall-Street ini adalah pasaran saham terbesar di dunia dan menjadi nadi atau hub utk dunia saham. NYSE dan NASDAQ adalah pasaran utama di U.S dengan lebih 13,000 saham yg berjumlah US$26 trillion. Antara syarikat terbesar adalah Apple, Amazon dan Google

2. China
Antara kuasa besar yg baru meningkat naik dengan dua pasaran saham yg dikenali dgn Shanghai Stock Exchange dan Shenzen Stock Exchange. Terdapat lebih 3,000 syarikat di China dengan nilai keseluruhan berjumlah US$6.3 trillion. Ind & Comm Bank of China dan Kweichow Moutai adalah antara saham terbesar di pasaran China.
3. United Kingdom
Pasaran saham terawal di dunia yg ditubuhkan pada 1801. London Stock Exchange (LSE) adalah financial hub utk keseluruhan pasaran di Europe. Terdapat 2,800 syarikat yg listed di LSE dengan nilai keseluruhan berjumlah US$6 trillion. Shell, HSBC dan Uniliver adalah antara syarikat terbesar di LSE.
4. Jepang
Japan Stock Exchange (JSE) adalah pasaran saham terawal di Asia dan adalah rumah kepada syarikat permotoran dan electronic dunia. Terdapan lebih 4,000 syarikat yang listed under di JSE dengan nilai keseluruhan berjumlah US$4 trillion. Toyota, Softbank dan Sony adalah syarikat gergasi yang ada di pasaran Jepang.
5. Hong Kong
Financial hub kedua terbesar di dunia selepas New York adalah antara hub terpenting utk pasaran saham Asia Pacific. Hong Kong Stock Exchange (HKSE) adalah rumah kepada lebih 2,000 saham dengan nilai sekeluruhan berjumlah US3.2 trillion. Tencent dan PetroChina adalah saham terbesar yg listed di HKSE.

Pasar Modal

Pasar modal adalah istilah yang diberikan kepada gabungan pasar utang dan pasar saham. Dengan kata lain, pasar ini berfungsi sebagai tempat di mana perusahaan bisa menambah pendanaan dari umum.

Sebuah perusahaan yang bertujuan untuk mengembangkan usahanya dapat mencari dana segar untuk melaksanakan niatnya ini melalui dua cara: Meminjam uang dari investor dengan menjanjikan suatu imbal yang telah disepakati sebagai gantinya atau menjual kepemilikan perusahaannya dalam bentuk saham, atau dikenal juga sebagai ekuitas.

Sebenarnya, terdapat berbagai jenis instrumen sekuritas dengan sifat yang berada di antara instrumen utang dan saham. Namun, untuk saat ini, lebih gampang bagi Sobat Cuan untuk membagi pasar modal ke dalam dua kategori, yaitu instrumen utang dan saham saja.

S&P500
Standard & Poor’s adalah perusahaan jasa keuangan yang terkenal dengan indeks pasar saham istimewa yang dibuatnya pada tahun 1957: Indeks S&P 500 (“S&P 500” – simbol ticker SPX).

Formula indeks ini menurunkan harga saham 500 perusahaan dari berbagai industri menjadi satu nomor untuk dengan cepat menjawab pertanyaan “bagaimana kinerja pasar saham AS?” 

Kinerja pasar saham diukur menggunakan bobot masing-masing perusahaan oleh kapitalisasi pasar, sehingga perusahaan yang paling berharga dan terbesar, paling banyak menggerakkan indeks, menjadikannya sebagai refleksi yang lebih berguna bagi pasar saham AS. 

5 Alasan Untuk Berinvestasi di Pasar Saham

1. Nilai Saham Naik Seiring Pertumbuhan Ekonomi

Pendapatan masyarakat akan naik ketika perekonomian suatu negara makin tinggi pertumbuhannya. 

Sehingga, perusahaan-perusahaan bisa menghasilkan barang-barang lebih banyak bagi masyarakat dan mendulang pendapatan lebih banyak. 

Pertumbuhan pendapatan akan berujung ke kenaikan laba dan pada akhirnya akan mendongkrak nilai dan harga saham perusahaan tersebut. 

Pada periode setelah Krisis Keuangan Global atau sekitar tahun 2010-2021, perekonomian AS terus tumbuh dengan tingkat 2%-3% per tahun. 

Pada periode itu, perusahaan Amazon pun meningkatkan penjualannya dari “hanya” US$50 miliar per tahun menjadi US$500 miliar per tahun. 

Tidak heran bahwa kapitalisasi pasar Amazon bertumbuh 20 kali lipat dari US$80 miliar menjadi US$1,7 triliun. 

2. Saham Bisa Mengalahkan Kelas Aset Lain. 

Saat perekonomian sedang bertumbuh, saham adalah kelas aset dengan kinerja yang mampu mengalahkan seluruh kelas aset tradisional lainnya. 

Secara naluriah, hal ini disebabkan karena perusahaan-perusahaan bisa beradaptasi secara dinamis terhadap keadaannya dan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menghasilkan pertumbuhan mengagumkan sekarang dan di masa mendatang. Ini merupakan janji yang menarik untuk investor. 

Sementara itu, kinerja instrumen utang lebih berdasarkan janji perusahaan di masa lampau untuk “secukupnya” saja berkembang supaya ia bisa memenuhi suatu persyaratan atau kewajibannya. 

Walaupun perusahaan berkembang lebih pesat dari yang diperlukan, pemilik obligasi tidak akan diuntungkan. 

Sehingga, instrumen utang sama seperti emas, yakni bersifat lebih statis karena dipengaruhi perubahan kondisi makroekonomi dan likuiditas.

Sebagai contoh, selama 10 tahun terakhir, raksasa teknologi Amerika Serikat termasuk FAATMAN (Facebook, Apple, Amazon, Tesla, Microsoft, Alphabet, dan Netflix) terbilang lincah dalam melakukan ekspansi bisnis, utamanya dari segi peluncuran produk-produk dan teknologi anyar beserta negara tujuan pasarnya.

Saat kegiatan ekonomi terhenti akibat pandemi COVID-19, kinerja perusahaan-perusahaan teknologi tersebut menikmati pertumbuhan yang mumpuni mengingat seluruh orang membutuhkan produk-produk teknologi akibat kebijakan bekerja dari rumah (Work From Home). 

Selama 10 tahun terakhir, indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq secara rata-rata naik sebesar 20% dan 40% tiap tahunnya.  

3. Pelindung Terhadap Inflasi 

Nilai aset riil akan meningkat seiring kegiatan bank sentral untuk mencetak uang terus menerus. 

Kenaikan jumlah uang beredar akan memungkinkan investor untuk semakin mengejar aset riil yang penawarannya terbatas. Atau bisa dikatakan juga bahwa terjadi inflasi. 

Perusahaan penguasa pangsa pasar akan lebih kuat dan bahkan mungkin diuntungkan saat terjadi inflasi. 

Hal ini disebabkan karena pertama, perusahaan memiliki kendali yang erat dengan pemasok bahan baku dan terhadap pegawainya dan ia dapat menahan kenaikan biaya apabila terjadi inflasi. 

Kedua, perusahaan tersebut juga lebih mudah membebani kenaikan ongkos produksinya ke konsumen demi menjaga tingkat pendapatannya. Akibatnya, harga sahamnya pun akan terjaga tanpa tergerus dampak inflasi. 

Sebaliknya, tingkat inflasi tinggi akan menggerus nilai aset-aset moneter termasuk uang tunai dan obligasi. 

Jika inflasi, misalnya, membuat harga barang-barang naik 10%, maka uang selembar Rp100.000 hanya akan memiliki nilai riil sekitar Rp90.000 tahun depan. 

4. Potensi Cuan dari Capital Gain dan Dividen

Korporasi yang mendulang laba dalam satu periode tertentu bisa membagi cuannya ke investor melalui dua cara: Dividen dan capital gain.

Jika perusahaan memutuskan untuk memberikan laba dalam bentuk dividen ke investor, maka tiap investor akan menerima laba bagiannya dalam bentuk uang tunai sebagai pendapatan dividen.

Pada umumnya, perusahaan-perusahaan yang bergelut di sektor yang sudah matang, atau industri yang pertumbuhannya telah melambat dibanding industri lain, akan memberikan sebagian besar atau seluruh pendapatannya ke investor. 

Ini terlihat di perusahaan yang bergerak di sektor kebutuhan pokok, jasa keuangan, dan pertambangan.

Sebuah perusahaan yang masih bertumbuh akan melihat kenaikan laba. 

Akibatnya, valuasi perusahaan pun ikut membumbung tinggi dan meningkatkan harga saham. Nah, kenaikan harga saham ini (dibandingkan harga beli investor) adalah capital gain.

Perusahaan-perusahaan yang memiliki prospek pertumbuhan kuat, seperti saham-saham FAATMAN, cenderung untuk menginvestasikan kembali labanya untuk memperbesar ukuran bisnisnya ketimbang membagikannya ke investor dalam bentuk dividen. 

Investasi terhadap diri sendiri ini akan menyebabkan kinerja perusahaan terus bertumbuh dan investor yang memiliki saham perusahaan akan mendapatkan cuan bukan dari dividen namun dari nilai saham yang terus naik.

Pada dasarnya, berinvestasi saham dapat menutupi kekurangan di investasi instrumen utang dan emas. Instrumen utang jangka pendek cenderung memberikan cuan yang sedikit, terdapat bunga dari memegangnya namun harga aset tersebut stabil atau hanya mampu naik tipis. 

Sementara itu, harga emas mampu naik lebih besar sehingga ada capital gain namun tidak memberikan bunga tetap sama sekali.

5. Terjangkau

Setiap investor bisa memulai perjalanan membangun kekayaannya di aplikasi Pluang. 

Sobat Cuan bisa berinvestasi di saham-saham unggulan pasar modal domestik seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Unilever Indonesia Tbk melalui reksadana saham atau produk saham indonesia atau saham AS seperti Facebook, Apple, Alphabet, hingga Microsoft yang diluncurkan di Pluang.

Di Pluang, investor juga bisa membeli saham tunggal AS dengan kepemilikan paling kecil 0,1 lembar saham! 

Yuk, segera miliki saham tunggal AS di Pluang!

Kumpulin cuan bareng yuk! 

Sekarang kamu bisa investasi di berbagai kelas aset dengan mudah dan aman cuma lewat 1 aplikasi lho. 

Download Pluang dan dapatkan bonus aset gratis hingga Rp1 juta! 

Klik link berikut: https://pluang.onelink.me/jTjO/3a7c5c7c

Daftar dengan menggunakan kode referral HAPP874952 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kasih Yang Terbesar

FACEBOOK